.....:::::Selamat datang Di blog Joernalists Disini adalah beberapa artikel yang dibuat dengan berbagai pengalaman yang terjadi di muka bumi semoga artikel yang ada ini bisa menjadi jalan keluar dan solusi untuk anda joernalists . Terima kasih atas kehadiranya mohon kesediaanya untuk berkomentar ::::....

Selasa, November 03, 2009

Banjir dan musibah membuat krisis semua

Tinggal di bantaran Sungai Ciliwung memiliki banyak risiko, terutama yang terkait dengan banjir. Walaupun demikian, fakta lapangan menunjukkan masih banyak masyarakat yang memilih untuk bertahan tinggal di bantaran sungai Ciliwung. Perilaku masyarakat yang berhubungan dengan bencana sangat dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap bencana itu sendiri atau persepsi terhadap resiko bencana (Finnis, 2004). Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian seseorang, yaitu: locus of control (LOC). LOC menggambarkan kecenderungan seseorang untuk menilai berbagai pengalamannya dalam kehidupan sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan oleh dirinya atau di luar kendali dirinya sendiri (Rotter, 1966, dalam Vazquez & Marvan, 2003).
Karena itu, penelitian ini mengupayakan untuk memberikan gambaran mengenai persepsi masyarakat DKI yang tinggal di bantaran sungai Ciliwung terhadap resiko bencana banjir serta hubungannya dengan LOC.  Penelitian menggunakan metode survei dengan 300 responden yang dipilih secara random melalui teknik clustering sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan penelitian mempersepsikan banjir sebagai sesuatu yang beresiko tinggi bagi hidup mereka (86.5%). Partisipan yang berjenis kelamin perempuan memiliki skor persepsi resiko banjir yang lebih tinggi dari pada pria. Partisipan yang berusia lebih tua memiliki skor persepsi resiko yang lebih rendah daripada partisipan yang berusia lebih muda.

Sebagian besar partisipan (98.3%) menganggap bahwa pengalaman yang terjadi dalam hidup berada dalam kendali dirinya (internality). Selain itu, sebagian besar partisipan (66.3%) menganggap bahwa hidupnya juga dikendalikan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan nasib/keberuntungan. Hanya sedikit partisipan (25.6%) yang menganggap bahwa hidupnya cenderung diatur/dikendalikan oleh orang lain yang memiliki kekuasaan lebih dari dirinya, seperti: pemerintah dan atasan.
Secara umum, kecenderungan untuk menjelaskan pengalaman hidup terkait banjir sebagai sesuatu yang terjadi karena faktor nasib/keberuntungan lebih banyak digunakan (37.3% responden) daripada penjelasan yang lain (kendali dari dalam diri/orang lain yang lebih berkuasa). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa LOC tidak cukup untuk dapat menjelaskan persepsi resiko masyarakat. Ada faktor lain yang mempengaruhi persepsi resiko banjir, seperti karateristik bencana, kerugian yang pernah dialami, dan lingkungan sosial.



by fakulas psikologi



Artikel Terkait:




Sebarkan Artikel ini :

Digg Google Bookmarks reddit StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Site Info

 
Powered by Blogger | Joernalists by Good trik | Trick collections